Menu

Jumat, 11 November 2011

Belajar Tanpa Batas Dengan Rumah Belajar


Sebagai upaya meningkatkan layanan dan kebutuhan sumber belajar bagi peserta didik, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) meluncurkan Program Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pembelajaran. Program ini meliputi portal Rumah Belajar yang dapat diakses melalui http://belajar.kemdiknas.go.id dan media berbasis televisi/video yang diperuntukkan bagi siswa berkebutuhan khusus SLB-B (tuna rungu).
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyampaikan, dengan adanya fasilitas pembelajaran ini diharapkan kualitas pendidikan meningkat dan kesempatan belajar juga semakin terbuka. "Rumah belajar memungkinkan belajar tanpa batas waktu dan tempat," katanya usai meluncurkan Program Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pembelajaran di Kemdiknas, Jakarta, Jumat (15/07/2011).


Internet Sebagai “Pusat Sumber Belajar”


‘Era internet telah mengubah banyak hal. Arus informasi yang begitu deras disertai pertukaran pesan yang begitu massif menjadikan dunia seolah tanpa batas. Internet telah menjadikan banyak orang tak ubahnya hidup di kampung global (global village).  Sebagai teknologi informasi yang mampu menjembatani beragam urusan, internet juga makin melekat dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa makin bergantung pada internet.’
Beragam hal dicari dan dilakukan dengan media internet. Mulai dari sekadar browsing, mengobrol (chatting), mengunduh data, gambar, lagu, hingga perangkat lunak (downloading), mengirim pesan melalui e-mail, hingga bermain game on line. Tidak hanya itu, internet juga menghubungkan banyak orang ke dalam komunitas maya melalui media sosial (social media) seperti Facebook, Twitter, Friendster, dan lainnya.
Internet juga memunculkan cara pandang baru dalam melakukan aktivitas harian. Pedagang dan pembeli kini tidak harus bertemu langsung. Sebab, ada fitur layanan bernama e-commerce. Perdagangan barang melalui dunia maya ini makin marak seiring makin amannya bertransaksi melalui internet. Para siswa kini juga tidak harus mendatangi perpustakaan untuk mendapatkan bahan bacaan. Berkat jasa besar dari mesin pencari (search engine) seperti Google, para siswa cukup berselancar untuk mendapatkan beragam informasi melalui internet. Inilah yang kemudian mendorong munculnya e-education.

Kamis, 10 November 2011

Empat Pilar Belajar


Untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan dunia yang sangat cepat, Unesco (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005) merumuskan empat pilar belajar, yaitu: belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar berkembang secara utuh (learning to be).
1. Belajar mengetahui (learning to know)
Belajar mengetahui berkenaan dengan perolehan, penguasaan dan pemanfaatan informasi. Dewasa ini terdapat ledakan informasi dan pengetahuan. Hal itu bukan saja disebabkan karena adanya perkembangan yang sangat cepat dalam bidang ilmu dan teknologi, tetapi juga karena perkembangan teknologi yang sangat cepat, terutama dalam bidang elektronika, memungkinkan sejumlah besar informasi dan pengetahuan tersimpan, bisa diperoleh dan disebarkan secara cepat dan hampir menjangkau seluruh planet bumi. Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dengan berbagai upaya perolehan pengetahuan, melalui membaca, mengakses internet, bertanya, mengikuti kuliah, dll. Pengetahuan dikuasai melalui hafalan, tanya-jawab, diskusi, latihan pemecahan masalah, penerapan, dll. Pengetahuan dimanfaatkan untuk mencapai berbagai tujuan: memperluas wawasan, meningkatakan kemampuan, memecahkan masalah, belajar lebih lanjut, dll.

Visi & Misi SMAN 1 Ambalawi

Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah. Sekolah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu diantaranya: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) globalisasi yang sangat cepat, (3) era informasi, (4) pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia, (5) berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan, (6) dan era perdagangan bebas.
Tantangan sekaligus peluan itu harus di respon oleh SMA Negeri 1 Ambalawi, sehingga visi sekolah diharapkan sesuai dengan arah perkembangan tersebut. Visi tidak lain merupakan citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang. Adapun visi SMA Negeri 1 Ambalawi adalah sebagai berikut :

VISI SMA Negeri 1 Ambalawi :

Terwujudnya sekolah yang mampu menjadikan siswa yang
Berilmu dan terampil Berlandaskan Iman dan Taqwa.



MISI SMA NEGERI 1 AMBALAWI

1.    Sekolah   sebagai  pusat  pengembangan  Ilmu Pengetahuan danTekologi serta Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Mewujudkan Profesionalisme, Etos Kerja dan Kesejahteraan.
3.      Sekolah sebagai Pusat Pendidikan dan Latihan mewujudkan Live Skill.
4.      Sekolah  sebagai  Penggerak  dan  Motivator  untuk  Berpartisipasi  dala pembangunan Bangsa dan Negara.
5.      Sebagai    Laboratorium    Transformasi    Budaya    Bima    dan    Budaya Nasional akibat pengaruh Globalisasi.

"Semangat".."Semangat"..."Semangat"......

"Semangat".."Semangat"..."Semangat"......
yel-yel itu selalu diteriakan oleh siswa-siswi anggota tim lomba cerdas cermat UUD 1945 dari pertama ngumpul disekolah sampai menunggu giliran masuk bertanding di ruangan kantor DPRD Kabupaten Bima...
"anak-anak selama 1 bulan telah dilatih untuk menghadapi lomba ini dan mudah-mudahan hasilnya bagus" kata Ibu Nuraini, S.Pd guru pendamping yang juga pembina lomba cerdas cermat PPKN...